Cerpen Petualangan
Ini Cerpen saya. silakan, bila tertarik monggo dibaca dan bila berkenan monggo di +1
Petualangan si
Semut Pemberani
Tyogo | Anjasmoro
Tyogo | Anjasmoro
Di suatu
kota di pulau Jawa, yang bernama Bandung, seekor serangga baru saja dilahirkan
di atap rumah seorang Ibu yang bernama Windu. Di siang hari itu, seekor semut
kecil yang bernama Saras, melahirkan putra yang akan menjadi penerus tahta
kerajaan semut yang dipimpin oleh ayahnya. Putra Saras itu bernama Pentop. Ayah
Pentop adalah seekor raja semut dan ibunya adalah ratu semut yang sangat kaya
raya namun baik hati. Pentop adalah semut ringkih dan penakut saat ia masih
kecil. Tetapi itu semua tidak menjadi masalah untuk Pentop, karena semakin
bertambah besar dia semakin kuat dan berani.
Setelah berumur 4
bulan, Pentop pun mulai disekolahkan oleh kedua orangtuanya di Sekolah Dasar
Serangga 01 Dago, di Jln. Ir. H. Djuanda. Di sekolah, Pentop mempunyai sahabat
yang bernama Ent, Unt, dan Int. Mereka adalah lebah bersaudara. Mereka
bersahabat karib dan tiap hari selalu bermain bersama. Mereka pun selalu saling
membantu dalam setiap kesulitan kecil di sekolah.
Setelah lulus
dari SDS 01 Dago, Pentop, Ent, Unt dan Int melanjutkan ke sekolah lanjutan yang
berbeda karena keluarga mereka pindah rumah. Pentop bersekolah di SMPS 01 Dago,
sedangkan ketiga sahabatnya bersekolah di SMPS Surya Kencana. Sejak itu mereka
tidak pernah bertemu lagi, tetapi Pentop masih tetap berhubungan dengan ketiga
sahabatnya. Beberapa lama kemudian Pentop pun lulus kuliah. Ia meninggalkan
orangtuanya dan pergi merantau untuk mencari pekerjaan.
Pentop bekerja sebagai manager di sebuah
perusahaan kecil yang bergerak dibidang kerajinan kayu. Tetapi sehari sesudah
ia mulai bekerja di perusahaan itu, Pentop mendapat kabar dari pesuruh ayahnya
yang bernama Pent, bahwa ibunya telah mati karena terinjak oleh manusia. Pentop
pun terkejut dan menangis tersedu-sedu. Bersama dengan Pent, ia segera pulang
ke kerajaan ayah dan ibunya. Sesampainya di kerajaan, Pentop melihat semua
semut sedang berduka karena kematian ratunya. Pentop pun bertambah sedih.
Sepeninggalan Ratu Saras, raja dan semua semut di kerajaan menjadi tak
bersemangat dan putus asa. Hal itu disebabkan mereka merasa sangat kehilangan.
Lama-lama kerajaan itu jatuh miskin karena semua semut tidak lagi mau pergi
bekerja.
Melihat
keadaan di kerajaan ayahnya, Pentop pun bangkit dari kesedihan dan mencari akal
untuk menyelamatkan kerajaan tersebut. Setelah berpikir matang-matang, ia
mendapatkan ide untuk mencari dan menemukan ketiga sahabat lamanya agar
mendapat bantuan dari mereka. Pentop pun meminjam telepon ayahnya untuk
menelepon Unt sahabatnya. Pentop berencana meminjam uang pada Unt. Unt pun bersedia
meminjamkan uang kepada Pentop. Kemudian Pentop meminta izin kepada ayahnya
untuk pergi ke rumah Unt.
Keesokan
harinya setelah berkemas, Pentop memulai perjalanannya yang jauh untuk menemui
Unt. Pentop pun pergi ke jalan Surya Kencana karena rumah baru Ent, Int, dan
Unt di situ. Ia pergi melalui Kartika
Sari yang sedang ramai. Ia pun sempat hampir terinjak karena kecerobohannya.
yaitu Pentop sempat beristirahat di tengah trotoar.
dan kemudian berlari
sekencang mungkin,
menzig-zag
orang itu sampai aman. Ia pun sangat kelelahan
dan berjalan pelan.Lalu ia pun sempat di kejar oleh geng semut jalanan di dekat Kartika Sari. Ia
pun mengelak ke tepi selokan. Untung saja ia berhasil bersembunyi di tepi selokan itu, karena kecerdasan dan
kelincahannya. Akhirnya karena kelelahan Pentop bermalam di sebuah
lubang tidak jauh dari Kartika Sari
Dago. Keesok
harinya ia menyantap makanan
yang dibawanya sebagai bekal dari kerajaan, lalu ia pun melanjutkan
perjalanannya mencari Ent, Int, dan Unt. Ia berjalan terus dan sampai di daerah
Rumah Sakit Borromeus. Di sana ia bertemu dengan salah satu sahabatnya, yaitu
Ent, namun Ent tidak mengenali wajah Pentop yang sudah menjadi semut dewasa gagah
dan tampan. Pentop pun menyapa sahabatnya tersebut, “Hai Ent, aku Pentop. Kamu
masih ingat aku, tidak?” Ent terkejut dan kemudian mereka saling bersalaman.
Lalu Ent mengajak Pentop ke rumahnya. Di rumah Ent mereka berdua saling melepas
rindu dan menceritakan pengalaman masing-masing. Saat itu Int dan Unt tidak ada
di rumah.
Ketika
sedang asyik bercakap-cakap, tiba-tiba telepon di kamar Ent berbunyi. Ent pun
pamit kepada Pentop untuk mengangkat telepon itu di kamarnya. Sementara Pentop
sedang menunggu di ruang tamu, tiba-tiba masuklah dua ekor lebah dewasa ke
dalam rumah itu. Pentop langsung berdiri dan menyambut mereka. Namun ke dua
lebah itu langsung menghindar karena tidak mengenali Pentop. Unt pun bertanya,
“Siapa kamu, seenaknya mau memeluk kami?” Pentop pun menjawab, “Saya Pentop,
sahabat kalian?” Lalu Int pun berkata, ”Pentop tidak seperti ini mukanya !” Lalu
ia berkata lagi, “Mau apa kau kesini ?” Lalu Pentop pun berkata dengan jujur,
“Aku ingin meminjam uang.” Unt dan Int pun
kaget, masa serangga tidak kenal mau
langsung saja meminjam uang? Unt
dan Int pun
bermaksud untuk
memasukkan Pentop ke kamar dan menguncinya. Tetapi untunglah
Ent melihat
kejadian itu dan mencegah
tindakan jahat mereka. Dan
Ent pun melerai mereka. Ia menjelaskan bahwa ini adalah Pentop dewasa, yang gagah.
Lalu mereka pun meminta maaf kepada Pentop. Dan mereka juga akhirnya tidak jadi
memasukkan Pentop ke dalam kamar dan menguncinya. Mereka pun bertemu kangen dan menanyakan untuk apa uang
itu digunakan? Lalu Pentop pun menjawab, “Aku
mau menyumbangkan uang untuk kerajaan ayahku yang hampir bangkrut, di Dago
sana.” Pentop
pun akhirnya dipinjami uang sebesar Rp 1.000.000 oleh Unt, Int, dan Ent. Dan ia pamit pulang ke kerajaannya.
Di perjalanan pulang, ia tiba-tiba kesakitan. Entah kenapa ia tidak bisa merasakan
kaki-kakinya menapak di atas trotoar yang penuh debu itu. Ia pun terduduk di pinggir jalan dan pingsan. Saat terbangun, ia merasa ada hal yang tidak beres.
Di situ banyak suara tertawa dan bercakap
cakap. Pentop tersadar seratus persen sekarang. Ternyata ia ada di markas geng semut. Ia
sudah diikat di suatu ruang kecil yang sesak dan bau. Untung saja ia membawa
sebilah pisau kecil dan gunting dari kerajaan. Ia pun memilih pisau untuk
memotong tali yang membuatnya sulit bernapas. Akhirnya ia berhasil melepaskan
tali itu. Setelah itu,
ia mencari jalan keluar dari ruangan itu. Akalnya mulai berjalan. Ia memotong kunci pintu dan
mendobraknya. Keberaniannya mulai teruji. Ia tidak lagi menjadi semut yang
penakut lagi, Ia melawan rasa takutnya. Ia sekarang keluar menuju jalan secara diam-diam. Ia menelusuri
jalan itu hingga keluar
menujujalan raya, Dan ternyata ia keluar di Kartika Sari. Ia pun sempat makan kue
yang terjatuh di jalan. Ia pun berkata, “Mengapa ya manusia tega membuang buang makanan baik seperti
ini?” Ia pun berjalan
pulang sambil berhati-hati,
takut terinjak manusia lagi. Ia bersenandung di sepanjang perjalanannya sambil
berpikir, rupanya diluar penuh tantangan dan cobaan mengapa semut-semut lain bisa bertahan hidup?
Saat ia sampai di pintu utama kerajaan
ia menemui Pika, sang asisten kerajaanyang kebetulan melewati pintu itu. Ia
melaporkan segala kejadian yang ia lakukan diluar sana kepadanya. Selang
beberapa lama, ayah Pentop pun datang dan melepaskan kekhawatirannya kepada
anak satu-satunya
itu. Ia pun senang sekali sampai menitikkan air mata.
Cemas sekaligus haru,
karena anaknya yang sangat berbakti kepada orang tua. Dan tanpa lama-lama lagi
Pentop pun menyerahkan uang yang dipinjam dari temannya pada ayahnya dan menceritakan pengalamannya ditangkap
oleh geng semut.
Ia pun menceritakan
bagaimana ia menggunakan
akal cerdasnya untuk keluar ke jalan raya. Ayahnya pun sangat bangga pada Pentop.
Akhirnya setelah beberapa tahun berselang, Pentop dan ayahnya bahagia, karena kerajaan itu menjadi makmur. Tidak
lupa juga ayahnya tiap sebulan sekali mencicil uang utang ke keluarga Unt, Ent,
dan Int dari hasil pekerjaan semua warga kerajaannya .
- TAMAT -
Comments
Post a Comment